Pelaku Suap Harus Ditangkap, Penangkapan 4 Aktivis Bukan Pemerasan Melainkan Suap ?


 PADANGSIDIMPUAN,- Penangkapan 4 Aktivis yang dituduh melakukan pemerasan terhadap ajudan Wakil Walikota Padangsidimpuan ternyata bukan skandal pemerasan melainkan aksi suap untuk itu Kapolres Padangsidimpuan diminta untuk menangkap pelaku Suap sebagaimana amanat undang-undang yang mengatakan pemberi dan penerima suap harus ditangkap.


Pernyataan tersebut Terkuak dalam Aksi unjuk rasa sejumlah aktivis di kantor walikota Padangsidimpuan, Jum'at (11/10) yang meminta Kapolres Padangsidimpuan menangkap pelaku Suap yakni seorang ASN yang bertugas sebagai ajudan Wakil walikota Padangsidimpuan.


Selain meminta Kapolres untuk menangkap pelaku Suap, massa juga meminta agar Kapolres membebaskan ke 4 Aktivis karena mereka hanyalah korban suap yang diduga dipaksakan agar bisa dijerat hukum .


Aksi yang semula direncanakan berlangsung di depan Mapolres Padangsidimpuan beralih ke kantor walikota menyusul massa tandingan juga melakukan aksi yang bertemakan menolak intervensi hukum.


Untuk menghindari bentrok akhirnya massa beralih ke kantor walikota Padangsidimpuan. mengetahui massa beralih ke kantor walikota Padangsidimpuan , ternyata Kapolres langsung menuju kantor walikota Padangsidimpuan menghadapi aspirasi massa.


Kapolres Padangsidimpuan, AKBP. Dr. Wira Prayatna didampingi Sekda kota Padangsidimpuan Rahmat Marjuki dan Kakan Satpol Zulkifli Lubis menjelaskan polisi saat ini sedang melakukan tahap Penyidikan terhadap ke 4 Aktivis tersebut. 


Sebelumnya massa juga meminta agar wakil walikota keluar menghadapi mereka menjelaskan tentang kronologi video yang diduga beraroma skandal "dugem" , mengingat awal mula terjadinya aksi suap menyuap berlanjut ke penangkapan dikarenakan adanya kepemilikan vidio wakil walikota disebut-sebut sedang berada di bar diskotik salah satu hotel di Medan yang ditemani oleh cewek-cewek cantik muda beliau berpakaian setengah telanjang dan juga ditemani oleh ajudan yang katanya sebagai sebagai pelapor dugaan pemerasan oleh ke 4 Aktivis tersebut.


Di luar aksi, kepada wartawan Samsul Hsb menerangkan wajar massa meminta wakil walikota menjelaskan kronologi isi video tersebut, karena kalau tidak ada skandal di video tersebut kenapa ajudan merasa terusik dan serta merta membuat laporan polisi atas dugaan pemerasan terhadap ke 4 Aktivis dimaksud .


“Kalau terusik ya berarti takut , itu saja rumusnya” tegas Samsul.


Sebelum aksi, diketahui ternyata terdapat percakapan antara ajudan Wakil walikota Padangsidimpuan yang meminta tolong kepada salah seorang aktivis dari mereka yang tertangkap berinisial D. 


Dalam percakapan tersebut ajudan Wakil menyapa D dengan sapaan 

"selamat malam bg di",  berlanjut dengan kalimat

"bg ijin boleh minta tolong bang mengenai tadi" boleh kurangnya bg dari Rp. 14 JT .

Ijin bg karena diawal kemarin udh ada 3jt bg.

Mohon petunjuk bg Didi

Lantas D. menjawab 

Apa nih mau nyogok saya ya???

Saya tidak paham apa maksud anda berbicara begitu dengan saya 

Dan saya tidak ada urusan dengan anda. Terimakasih .


Setelah D selesai mengatakan saya tidak ada urusan dengan anda, lantas ajudan menjawab 


Aduhh maaff bang, gada maksud yg lain  bg di

Ijin udah sama" tadi kordinasi bang

Kemudian D menjawab

Saya tidak akan mau menerima uang sogok dari kalian, kalian mau nyogok saya?

Maaf ya bos. Izin saya blokir saya tidak ada urusan dengan anda.


Lantas dalam aplikasi chat tampak tulisan dari WhatsApp menerangkan kalau D telah memblokir sang ajudan tersebut . 


Terdapat pembicaraan antara kedua orang tersebut menjadi perbincangan publik dan memunculkan berbagai pertanyaan adakah unsur pemerasan di dalam percakapan tersebut ? Adakah unsur pesanan kriminalisasi hukum ? Kenapa pihak pemberi tidak ditangkap ? (Indra Kusuma).


0 Komentar

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama